Rabu, 19 Juli 2006
Sekitar Proklamasi 1
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Proklamasi. Artinya pada bulan Agustus akan banyak peringatan yang berkaitan dengan lahirnya Bangsa Indonesia. Tapi berbeda dengan bangsa yang sudah mapan, yang sudah tidak mempersoalkan lagi peristiwa kelahirannya. Karena masyarakatnya sudah menyakini sejarah bangsanya 100%, bangsa Indonesia masih mempersoalkan yang itu-itu juga sehingga kelihatan belum yakin pada apa yang terjadi pada bulan Agustus 1945 itu. Sebenarnya para sejarawan handal sudah memiliki kesepakatan yang sama, namun kan banyak yang belum mau mendengar pendapat mereka. Rupanya terlalu banyak orang yang memahami dan berkeyakinan sendiri pada soal itu. Padahal lorong sejarah yang kita lalui sudah ckup panjang. Yang memperihatinkan, para pelaku atau saksi hidup sudah banyak yang tiada disamping dokumen atau bukti tertulis kian langka didapat. Kalau kita mulai dengan peristiwa berangkatnya Bung Karno, Bung Hatta, Dr Radjiman dan Dr Soeharto ke Dalat. Nampak kalau Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sudah dipersiapkan dengan baik. Hatta menulis dalam Biografi Politiknya (Deliar Noer. hal 240), tiga orang pemimoin Indonesia pada tanggal 9 Agustus 1945 dikirim ke dalat (300 km utara Saigon) tempat markas brsar Marsekal Terauchi Hisaichi, panglima angkatan perang Jepang di Asia Tenggara. Mereka itu Soekarno, Hatta, masing-masing Ketua dan Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI) dan Radjiman Wediodiningrat, bekas Ketua Badan Penyelidik (BPUPKI). Ketiganya diminta datang ke Dalat agar mendengar sendiri secara langsung tentang maksud Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Ketiganya didampingi oleh wakil pemerintah balatentara Jawa : Letnan Kolonel Nomura, Miyosi (penterjemah) dan Kapten Masaki serta wakil-wakil dari pemerintah balatentara Singapura, Mayor Jenderal Shimura yang disertai seorang ajudan. Perjalanan dimulai dari Jakarta dan mampir di Singapura. Dari Singapura menuju Saigon, tapi pesawat tidak bisa mendarat karena lapangan sedang banjir. Maka pesawat kembali dan rencananya akan mendarat di Kota Baru (di Malaysia sekarang). Tapi itupun tidak mungkin karena bahan bakar tidak cukup. Secara kebetulan ada sebuah lapangan darurat dikota kecil bernama Rontan (diwilayah Indochina). Setelah menginap dan mengisi bahan bakar, baru keesokannya dengan mobil menuju Saigon kembali. Dari Saigon mereka menuju Dalat. Ada penjelasan Myosi (Memoir Myosi) bahwa di Saigon, rombongan mendengar bahwa Jepang telah menerima syarat-syarat deklarasi Postdam asalkan Tenno Haika dan keluarganya aman. Deklarasi Postdam bersangkutan dengan syarat-syarat yang ditentukan Sekutu tentang penyerahan Jepang (lihat deklarasai Postdam). Anehnya Terauchi tetap menerima rombongan sesuai rencana. ). Hatta yang berulang tahun tanggal 12 Agustus (jadi tepat hari itu - Moh.Hatta memoir) berceita bahwa jam 10 pagi mereka diterima Terauchi. .Beliau menerima dengan khidmat, meskipun sedang menderita lumpuh (mungkin stroke). Tampak dalam foto pertama Hatta, Terauchi dan Radjiman (minum suguhan). Pada foto kedua, terjadi saling pidato yang ditengahi Myosi (disebelah Bung Karno). Yang berdiri paling kanan Terauci. Disebelah kanannya berdiri para perwira staf dan tamu dari Jawa serta Singapura. Dalam kesempatan ini Terauchi menyatakan : "Pemerintah Tokyo memutuskan memberikan Kemerdekaan kepada Indonesia". Pada kesempatan itu juga Soekarno bertanya :, "kapan putusan Tokyo tentang Indonesia Merdeka dapat kami umumkan kepada rakyat Indonesia ?". Terauchi menjawab : "Itu terserah tuan-tuan Panitia Persiapan. Kapan saja dapat. Itu sudah menjadi urusan tuan-tuan". Kemudian Terauchi memberikan selamat diikuti stanya. Rombongan kembali ke Saigon. Di Saigon itulah Let.Kol Nomura menyampaikan berita bahwa Rusia telah menyatakan perang dengan Jepang. Esok harinya 13 Agustus 1945, jam 8.00 pagi dengan pesawat mereka meninggalkan Saigon menuju Singapura, dengan mampir sebentar di Taiping (sekarang Malaysia). Di Singapura terjadi pertemuan dengan anggota rombongan PPKI dari Sumatera yaitu Mr Mohamad Hasan, Mr Abas dan Dr Amir. Pada tanggal 14 Agustus mereka berangkat ke Jakarta. Ketika turun dari pesawat, Soekarno disambut Gunsekan Jenderal Yamamoto (foto 3). Rupanya di Kemayoran ada rombongan penyambutan. dan Soekarno mengucapkan pidato jagungnya (foto 4). Soekarno berkata : " Apabila dahulu aku katakan bahwa Indonesia akan merdeka sesudah jagung berbuah, sekarang dapat dikatakan Indonesia akan merdeka, sebelum jagung berbunga". Ucapan ini disambut oleh rakyat banyak dengan tepuk tangan dan bersorak " Indonesia Merdeka". Beberapa topik berita koran Tjahaja hari itu menyebutkan : "Soekarno berjanji akan berdjoeang oentoek melaksanakan kewadjibannja terhadap Nanpo Gun Saikoo Sikikan" dll....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar